Senin, 23 Maret 2020

Menerbitkan Buku di Penerbit Mayor









Materi : Menerbitkan Buku di Penerbit Mayor
Nara Sumber Bapak Wijaya Kusuma, S. Pd., M. Pd.
Tuntutan profesi untuk mengejar kepentingan angka kredit bagi sejumlah guru, membuat beberapa guru segera ingin mempunyai buku karya sendiri. Padahal untuk keperluan itu guru harus membayar biaya percetakanke penerbit Indie. Padahal sebenarnya kita bisa mendapatkan royalty dari menerbitkan buku tersebut. Beruntung buat kami para peserta, dalam materi kali ini Om Jay yang pernah menerbitkan buku di Penerbit Mayor yaitu Penerbit Andi, Yogyakarta, sehingga Om Jay berbagi pengalamannya kepada     kami.

Apa perbedaan Penerbit Mayor dan Penerbit Indie ?
1. Penerbit indie : kita yang membiayai penerbitan .Artinya untuk membuat buku kita membayar ke penerbit, buku yang kita ajukan pasti dicetak
2. Penerbit mayor: semua biaya penerbitan di tanggung penerbit, bahkan kita bisa dapat royalty apabila buku kita diterbitkan . Naskah yang kita ajukan diseleksi, bisa diterima atau ditolak oleh penerbit 

Berikut adalah sejumlah royalti yang pernah diterima oleh Om Jay selama 6 bulan dari Penerbit Andi memang lumayan menggiurkan, sampai puluhan juta. Bahkan kami para peserta mulai berani untuk bermimpi seperti Om Jay.




Sumber : Wijaya Kusuma
Mengetahui royalty yang demikian besarnya semua anggota semangat untuk menulis. Semuanya semangat untuk menulis,  dan mulai bermimpi bisa seperti Om Jay
Menurut Om Jay guru bisa menerbitkan buku di penerbit besar atau mayor, namun banyak dari kita yang belum siap, sehingga penulisnya diisi oleh dosen dosen di perguruan tinggi. Mengapa bisa seperti itu ? Persoalan utamanya bukan karena guru tidak ada waktu tapi guru belum dilatih untuk membuat dan menerbitkan buku ajar. Selanjutnya om Jay menshare artikel yang dibuatnya di kompasiana tentang penyusunan buku informatika di PGRI, artikelnya dapat kita dilihat disini

Inti dari artikel tersebut adalah guru harus mampu berkolaborasi dengan guru sekolah lainnya dan berkumpul dalam wadah organisasi guru. Sehingga mampu membuat karya agung yang bisa digunakan untuk semua sekolah. Karena itulah penerbit besar mau menerbitkannya karena memang layak jual dan mendatangkan keuntungan di kedua belah pihak.
Teknis dalam penerbitan yang beliau sampaikan bahwa sebelum diterbitkan biasanya ada SPP yang harus ditanda tangani antara penerbit dengan penulis

Guru sudah harus dibiasakan membangun supertim dalam pembuatan buku ajar. Sudah tidak jamannya lagi kita menjadi superman. Apalagi hanya memperkaya dirinya sendiri saja. Tapi pada kenyataannya masih banyak guru yang belum melakukan hal itu. Di china sekelas guru mengajar lebih dari 59 anak dan semuanya enjoy. Mereka mengajar selama 2 jam di depan kelas. Jadi tidak ada waktu bukan alasan untuk tidak menulis.

Kiat agar buku bisa lolos bisa lolos di penerbit mayor. 
Om Jay menjelaskan bahwa untuk bisa lolos ,penuhi syarat-syarat yang diminta penerbit. Kita bisa mengakses permintaan penerbit tersebut di website penerbit mayor. Ini salah satu website penerbit mayor, silakan lihat disini .

Jadi kesimpulan materi malam ini adalah untuk menulis dan menerbitkan buku di penerbit mayor perlu kolaborasi dan membangun supertim dalam wadah organisasi profesi guru yang kredibel dan sudah berpengalaman.



*Teruslah menulis agar orang lain semakin tahu siapa dirimu.*
*Menulislah dari hatimu agar engkau menjumpai pembaca setia tulisanmu.*


4 komentar:

  1. Semoga video yg sekarang sedang diedit, bisa jauh lebih bagus. Maklumlah bukan artis tapi penulis berkumis yg suka narsis dan senang makan buncis di hari kamis.

    BalasHapus
  2. ayo trebitkan bukumu di penerbit mayor

    BalasHapus

Total Tayangan Halaman